Pages

Selasa, 07 Desember 2021

1.3.a.4.2 Konsep Inquiri Apresiatif

 Inkuiri apresiatif adalah sebuah pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif berbasis kekuatan positif melalui tahapan pertanyaan yang tersusun balam bahasa Indonesi disebut BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil Pelajaran,Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi).

Berbicara tentang kekuatan dan hal positif paradigma inkuiri apresiatif sangat sesuai dan sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa anak hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri baik kodrat alam maupun kodrat zaman. Pendekatan paradigma  inkuiri apresiatif sejatinya adalah menggali potensi setiap anak didik sesuai bakat dan kodratnya masing masing. Sehingga paradigma ini bisa menjadi salah satu metode untuk mencapai visi Ki Hajar Dewantara.

Melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan metode BAGJA maka peran penting guru dalam mewujudkan merdeka belajar yaitu: menuntun dimana focus pembelajarannya berpihak pada murid, menggali potensi, memberikan pembelajaran yang bermakna bermakna guna membekali nereka dalam menghadapi kehidupan.

Langkah konkrit yang dapat kita lakukan dalam pendekatan IA model BAGJA antara lain: Memahami kekuatan positif sekolah yang sudah ada, menyusun visi sesuai pendekatan IA, menginventaris hambatan yang muncul dan solusi bersama dengan musyawarah, melakukan kerja sama dengan berbagai pihak dan stakeholder yang terlibat dalam pendidikan dengan baik. Agar apa yang menjadi visi kita dapat terwujud dengan baik. Menjalankan perubahan positif di sekolah tidaklah mudah, karena suatu perubahan perlu adanya dukungan dan kerjasama yang baik dari semua pihak dan upaya yang tetap konsisten dari sekolah dengan memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah untuk terus melakukan inovasi dan selalu terbuka terhadap setiap perubahan kearah yang lebih baik.

Selain dari pada itu kita harus mengetahui tingkat perkembangan peserta didik ,Informasi penting yang dapat membantu saya dalam menjalankan peran sebagai guru penggerak kelak adalah adanya informasi penting tentang model pendekatan yang bisa diterapkan salah satunya Inkuiri Apresiatif dengan metode BAGJA yang akan menciptakan ekosistem perubahan, Informasi tentang kekuatan yang perlu dikembangkan dan hambatan yang perlu segera dicari solusinya yang ada di sekolah. Strategi dan model pembelajaran yang berpihak pada murid. Sehingga peran sebagai guru penggerak dapat maksimal.

1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - - Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak Nilai Nilai dan Peran Guru Pengerak

 Setelah membaca modul 1.2 saya mencoba mengambil kesimpulan mengenai nilai dan peran guru penggerak. Seorang guru pengerak harus memiliki nilai diri yaitu Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, dan berpihak pada siswa. Nilai seorang guru pengerak di mulai dari dirinya sendiri pada akhirnya mengimbas pada orang disekelilingnya. kemampuan dalam mengembangkan diri sendiri, mengevaluasi, berkerjasama, menemukan hal yang baru dan mengali potensi peserta didik dengan karakteristik yang berbeda. Bila Nilai  tersebut telah dimiliki oleh seorang guru penggerak maka  sangat penting untuk mampu menjalankan peran sebagai guru penggerak yaitu sebagai pemimpin pembelajaran, menjadi coach/mentor bagi guru lain, menggerakkan komunitas sekolah dan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid.

Bila kita mengkaitkan antara nilai dan peran Guru Penggerak dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara sangatlah relevan dimana filosofi Ki Hajar Dewantara dimana menitikberatkan pada potensi kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam guru harus senantiasa Madiri (mengembangkan potensi dirinya sebagai sebuah tanggung jawab atas dirinya sendiri) dan Reflektif (mengevaluasi yang telah dilakukan maupun orang lain lakukan apa yang telah baik dan apa yang perlu dikembangkan). Kodrat zaman guru dapat menerapkan nilai Inovati, Kolaboratif dan berpihak pada peserta didik.

Adapun strategi yang saya miliki untuk mencapai nilai tersebut adalah :

  • Mandiri : belajar dan melakukan sesuatu secara mandiri, memiliki inisiatif diri untuk maju dan berkembang.
  • Reflektif : melakukan refleksi setelah mengajar yaitu menganalisis kelebihan dan kekurangan apa yang harus ditambahkan atau diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta belajar dari pengalaman teman sejawat.
  • Kolaboratif : melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat, mengajak bersama-sama untuk memeningkatan kompetensi sebagai guru.
  • Inovatif  : menciptakan sesuatu yang baru seperti metode pembelajaran utnuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta siswa.
  • Berpusat pada murid : menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid. Guru dapat membuat desain pembelajaran bertema merdeka belajar. Guru mengali potensi peserta didik sehingga mereka dapat menyelesaian permasalahannya sehingga mereka memiliki karakter beriman, mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan, bernalar kritis dan kreatif

Adapun pihak yang terlibat dalam membantu pencapaian tentang nilai diri dan peran guru penggerak diantaranya ada kepala sekolah sebagai penanggung jawab, rekan sejawat sebagai mitra untuk berkolaborasi, siswa sebagai subjek untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, orang tua siswa sebagai pendukung yaitu menjadi mitra bagi guru dalam rangka mensukseskan program yang akan dirancang oleh guru untuk peningkatan hasil belajar peserta didik.

Terima kasih

1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 Ki Hajar dewantara adalah bapak pendidikan Indonesia dalam pandangannya, tujuan pendidikan adalah memajukan bangsa secara menyeluruh tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial serta didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan sejati degan memperhatikan kodrat anak.

Pendidikan di Indonesia seyogianya memberikan rasa aman, menyenangkan, tenang, dan memberikan rasa bahagia sehingga siswa tanpa paksaan dan secara alamiah memahami ilmu pengetahuan dengan maksimal dengan memperhatikan perkembangan zamannya.

Bentuk penyampaiannya melalui Sistem Among (sistem pengajaran) dan Kodrat Alam (kehendak alam) istilah Among Methode atau sistem amongmempun yai pengertian menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang. (momong) disebut Pamong, yang mempunyai kepandaian dan pengalaman lebih dari yang diamong. Pendidik/guru disebut pamong yang bertugas mendidik dan mengajar anak sepanjang waktu. Tujuan sistem among membangun anak didik menjadi manusia beriman dan bertakwa, merdeka lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani rohani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya seperti yang di amanatkan dalam pembukaan UUD 1945.

Penerapan sistem among dalam pendidikan yaitu berpusat pada anak (student centered.) sedangkan kodrat alam adalah perwujudan dari kekuasaan Tuhan yang mengandung arti, bahwa pada hakekatnya manusia sebagai mahluk Tuhan adalah satu dengan alam lain. 

Sebagai ilustrasi peserta didik bagaikan benih dan guru sebagai petani, seorang petani tidak akan dapat mengubah benih padi menjadi tumbuh jagung, tapi bagaimana guru dapat mengeklorasi media benih tersebut agar tumbuh kembangnya dapat semaksimal mungkin. 

Memasuki abad 21 kemajuan teknologi telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, termasuk pendidikan. Oleh sebab itu, perlu kiranya kita mempersiapkan generasi penerus bangsa sesuai dengan kebutuhan zamannya. 

Pengaruh perubahan budaya harus kita sikapi peningkatan dan pemahaman mengenai multiliterasi dengan menjiwai nilai nilai luhur pancasila sehingga pada akhirnya mencapai tujuan merdeka lahir dan batin.

Berdasarkan hal di atas nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam perspektif pendidikan multiliterasi merupakan suatu wujud nyata dalam menyongsong pendidikan Indonesia agar kelak Indonesia mampu mewujudkan cita citanya yakni menciptakan generasi emas

Pemikiran pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat relevan hingga saat ini dengan slogannya, ing ngarso sing tulodho, ing madyo mangun karsa, Tut wuri handayani.

Di depan guru dapat menjadi panutan dengan kata lain dapat memberi contoh yang baik peserta didik dalam berbagai dimensi, sebagai peribahasa “guru kencing berdiri, peserta didik kencing berlari yang artinya:

1.   murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.

2.   menjadi tokoh panutan di masyarakat/pejabat negeri hendaknya jangan sampai memberi contoh yang buruk.

3.   jika seorang pemimpin berbuat buruk, maka pengikut-pengikutnya akan berbuat lebih buruk daripada yang dilakukan oleh pemimpin tersebut.

Di era sekarang ini hampir tidak zamannya seorang pendidik membatasi diri atau mengangap peserta didik mahluk yang lebih rendah  

Ing madya mangun karsa  memberikan penjelasan kepada seorang pendidik mengenai rambu-rambu kepada kita bahwa sebagai guru harus mampu tampil sebagai sosok teman atau  sahabat yang baik ditengah-tengah siswa. Seorang teman atau sahabat akan mengerti permasalahan yang dihadapi temannya. Apabila itu terlaksana dalam pendidikan kita maka pastilah anak akan mengeluarkan energi yang positif demi mengembangkan kompetensinya.

Selayaknyalah seorang guru harus senantiasa memberikan motivasi positif kepada seluruh siswanya. Hakikatnya manusia mempunyai kebutuhan lain, yakni salah satunya adalah motivasi. Guru harus mampu membangkitkan semangat dan gairah siswa demi mewujudkan asa dan cita-citanya. Artinya bahwa seorang guru seyogianya mampu memberikan stimulus - stimulus positif kepada siswa sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Guru membantu siswa untuk menemukan, mengembangkan dan mencoba mempraktikkan kemampuan kemampuan yang mereka miliki (the learners-centered teaching)

Berdasarkan pemaparan di atas mengenai slogan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani

Dari sudut pandang isinya mengandung enam unsur profil yang hendak di capai yaitu: 1) pendidikan kebebasan (merdeka), 2) pendidikan kemanusiaan (humanisme), 3) pendidikan spiritual (kodrat alam), 4) pendidikan budi pekerti, 5) pendidikan sosial (kekeluargaan) dan 6) pendidikan kepemimpinan (Tut Wuri Handayani)

Sumber  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Dari pemaparan mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara kita dapat merefleksikan/mengevaluasi diri sendiri dalam kaitannya saya sebagai pendidik selama ini saya maksimal dalam mengenal potensi yang dimiliki peserta didik dalam hal ini peserta didik bagaikan kertas putih adalah salah karena kodratnya mereka telah memiliki potensi – potensi yang perlu dikembangakan jangan sampai kita memaksakan  kehendak yang kita miliki kepada peserta didik padahal hal tersebut belum tentu sesuai dengan karakter peserta didik, sehingga mereka tidak bisa bereksplorasi berkaitan dengan potensi dirinnya.

Sekolah tidak bisa berdiri sendiri dalam menumbuhkembangkan kodrad anak perlu adanya kolaborasi antara keluarga dan masyarakat, orang tua tidak bisa memasrahkan sepenuhnya kepada sekolah karena waktu terbanyak dan berinteraksi berada di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Setelah mempelajari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara hal akan saya pahami terlebih dahulu mengenal karakteristik peserta didik, menyesuaikan penyampaian materi dengan karakter peserta didik, menuntun dan selalu memberi motivasi kepada peserta didik sehingga peserta didik memiliki motivasi dan semangat belajar yang dicita citakan Ki Hajar Dewantara  dengan memegang teguh nilai nilai luhur Pancasila.

Selasa, 06 April 2021

Menggambar Bentuk

Menggambar Bentuk


Untuk materi pendidikan seni rupa berikutnya adalah Menggambar Bentuk. Bahan dan alat yang harus dipersiapkan yang adalah kertas gambar dan pensil yang lunak 2B, 3B atau konte.







1. Menggambar Bentuk.
Menggambar Bentuk adalah memindahkan objek/benda-benda yang ada disekitar kita dengan tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya,
menurut arah pandang dan cahaya yang ada.
Menggambar bentuk adalah memindahkan objek/benda-benda yang ada disekitar kita dengan tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya, menurut arah pandang dan cahaya yang ada.
Menurut Dr. Cut Kamaril WS. Menggambar Bentuk merupakan usaha mengungkapkan dan mengkomunikasikan ide/gagasan, perasaan dalam wujud dwi matra yang bernilai artistik dengan menggunakan garis dan warna.
Ungkapan tersebut sesuai dengan bentuk benda yang digambar. Hasil gambarnya menunjukkan kreativitas maupun keterampilan penggambar dalam menampilkan ketepatan bentuk maupun jenis benda yang digambar.
Dalam menggambar bentuk dituntut ketepatan bentuk benda yang digambar. Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan tentang dasar-dasar ketepatan bentuk yakni proporsi atau ukuran perbandingan dan ketepatan barik/tekstur yang menunjukkan ketepatan jenis benda tersebut. Bagi orang yang pandai menggambar dapat menggambar langsung dengan tepat apa yang digambar. Bagi orang yang masih belajar perlu mengetahui dasar-dasar proporsi tersebut, dengan menggunakan garis-garis pertolongan untuk membagi-bagi bentuk benda dalam ukuran perbandingan tertentu supaya gambarnya tepat.
Hakikat Menggambar
Menggambar adalah membuat guratan di atas sebuah permukaan yang secara grafis menyajikan kemiripan mengenai sesuatu.
Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan emosi, perasaan dan karakter penggambarnya.
Pemindahan ini dalam pengertian pemindahan bentuk atau rupa dengan memperkecil atau memperbesar ukuran keseluruhan yang untuk kepentingan tertentu dapat juga mempergunakan skala perbandingan (perbandingan ukuran) secara akurat.
Jenis-jenis pensil/potlot untuk menggambar
Menggambar dimulai dengan memilih jenis kertas yang cocok,
disesuaikan dengan media pensil/potlot.
Potlot adalah alat yang lembut, tidak banyak memeberikan kedalaman, tingkat kekerasannya bermacam-macam; untuk permulaan gunakanlah potlot yang sedang lunaknya. (Untuk merampungkan gambar kelak hendaknya selalu digunkan potlot yang paling bermutu sejauh yang dapat diperoleh). Kekuatan garis bergantung pada kertas yang dipergunakan. Makin kasap kertas yang digunakan, makin gelap goresan potlot yang diperoleh. Sebaliknya makin licin kertas, makin abu-abu goresan itu. Kertas harus cukup kasap agar diperoleh garis potlot yang baik dan cukup keras sehingga tidak bercalar oleh potlot.
Banyak sekali macam dan jenis potlot/pensil sesuai dengan penggunaannya, antara lain:
a. Pensil Biasa:
Pensil biasa dengan batang kayu relatif murah, dapat dipakai untuk membuat berbagai macam goresan, dan dapat digunakan untuk menutup bidang gambar dan membuat bayangan. Walaupun pensil biasa sudah cukup cocok untuk dipergunakan menggambar, namun dalam pengunaannya harus diperhatikan mutu dan jenis pensilnya.

b. Pensil Keras (dengan istilah pensil Hard/H)
Pensil jenis ini memiliki tingkat dan kwalitas kekerasan mulai dari 9 H (sangat keras) kemudian F. Pensil jenis ini biasanya banyak dipakai untuk menggambar mistar, karena jenisnya yang keras tersebut. Semakin keras tingkatan isi pensil, semakin dapat digunakan untuk menghasilkan garis-garis yang padat, halus dan tipis.

c. Pensil sedang (dengan istilah pensil medium hard/HB).
Pensil ini dipakai untuk membuat desain/ sket/ gambar rencana, baik untuk gambar dekorasi maupun gambar reklame.

d. Pensil Lunak (dengan istilah pensil Soft/B)
Isi pensil yang lunak dapat menghasilkan garis-garis yang padat, gelap dan nada gelap terang. Untuk hampir semua gambar tangan bebas, pensil jenis B merupakan jenis pensil yang banyak manfaatnya. Jenis pensil ini banyak dipakai untuk menggambar potret, benda atau pemandangan alam dalam warna hitam putih.

e. Konte, berwarna hitam arang dan berbeda dengan pensil biasa karena mempunyai goresan yang tebal dan lebar. Dibedakan pula menjadi:
1) Hard/H/keras.
2) Medium/HB/sedang
3) Soft/B/Lunak, dipakai untuk menggambar potret, pemandangan alam dan benda.

f. Pensil berwarna.
Pensil ini mengandung lilin dan tersedia dalam 12 macam warna. (untuk kategori pensil warna bukan merupakan bahasan dalam penelitian ini).

g. Teknik-teknik yang digunakan dalam menggambar dengan pensil/potlot antara lain:
1) Teknik Stippel. Yaitu menggambar dengan titik-titik atau noda-noda yang diulang-ulang.
2) Teknik Dussel, atau disebut dengan teknik gosok. Yaitu menggambar dengan cara menggosok-gosokkan tangan atau kertas yang sudah diberi/dibubuhi dengan pensil. (Teknik ini tidak diperkenankan untuk digunakan dalam dunia pendidikan, akan tetapi kenyataan di lapangan para pelukis wajah/potret sering menggunakannya).
3). Teknik Arsir, Untuk menyampaikan kesan bentuk tiga dimensi yang tidak dapat terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis-garis arsir mengacu pada serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan atau rapat

Jenis-Jenis Arsir antara lain:
a) Arsir Biasa, yaitu garis-garis arsir yang mengacu pada serangkaian garis rapat sejajar, seirama sesuai dengan bentuk benda yang digambar.
b) Arsir Silang, ialah arsir yang melibatkan penggunaan dua lapis garis arsir untuk mendapatkan kepadatan yang lebih tinggi dan menghasilkan nada gelap terang.
c) Teknik Scribbling, adalah suatu jenis arsiran jaringan yang terdiri dari garis-garis berbagai arah yang dibuat secara acak, sehingga tekstur visualnya akan bervariasi dengan teknik garis yang digunakan.
Dengan pengetahuan yang mantap mengenai sifat bahan dan fungsi alat, seniman dapat mengembangkan kekuatan menggambarnya tanpa kendala yang bersifat teknis. Menggambar merupakan soal rasa, pikiran, keterampilan, ide dan teknik yang tidak terpisah-pisahkan. Dorongan menggambar timbul pada umumnya karena adanya gagasan dalam pikiran untuk menyatakannya dengan bentuk visual.
Alat terakhir untuk pengoreksian gambar adalah penghapus, untuk menghilangkan bagian gambar yang tidak berhasil. Penghapus potlot yang biasa sudah cukup, sepanjang bersifat lentur, lunak dan bersih.
Ada kertas yang licin dan ada pula yang kasap, ada kertas bersadur dan kertas serap, kertas yang tebal dan yang tipis. Ada tiga jenis kertas yang dapat digunakan:
a. Kertas murah yang dapat digunakan dengan bebas. Barangkali kertas stensil atau kertas koran (yang dipakai untuk surat kabar, dapat diperoleh dalam ukuran kwarto dibungkus per rim).
b. Kertas Lakar ukuran saku (berbentuk buku ukuran saku)
c. Kertas gambar yang baik dengan tebal yang bermacam-macam, dalam lembaran, gulungan, atau bentuk buku. Kertas gambar biasanya berwarna putih mengkilap, tetapi ada juga yang berwarna putih kusam atau berwarna putih-India. Menurut Ajat Sakri dalam bukunya menjelaskan;
Menggambar dimulai jauh sebelum menarik garis yang pertama. Permulaannya ialah sikap badan yang baik dan sikap yang benar terhadap pekerjaan. Lengan dan seluruh tubuh harus santai. Pandangan tertuju pada permukaan kertas sebagai satu keseluruhan, menaklukkan dan menguasainya.


Contoh


Gambar bentuk dan Bayangan


TEKNIK MENGGAMBAR BENTUK Teknik adalah cara. Teknik menggambar bentuk ada lima macam antara lain :
a. Teknik arsiring
Teknik arsiring adalah teknik arsir yang menggunakan garis-garis patah atau lengkung.
b. Teknik pointiliring
Teknik pointiliring adalah suatu teknik menggambar dengan cara membuat titik-titik sebanyak-banyaknya pada benda yang akan digambar.
c. Teknik dusel
Teknik dusel adalah suatu teknik menggambar dengan cara menggoreskan pensil dengan kertas, kemudian digosok dengan kapas atau jari telunjuk sehingga arah goresan tidak kelihatan.
d. Teknik sapuan
Teknik sapuan adalah suatu tekni menggambar dengan cara mengandalkan goresan kuas.
e. Teknik blok
Teknik blok adalah suatu teknik menggambar dengan cara memenuhi warna ke benda yang akan dijadikan model.
SUMBER : Buku Seni Rupa, Heru Purwanto dkk, Ganexa Exact


Rabu, 25 Agustus 2010

Fungsi Seni

FUNGSI SENI
Manusia sepanjang hidupnya tidak bisa dipisahkan dengan seni sebab seni adalah bagian dari kehidupan manusia yang sama pentingnya dengan kebutuhan primer lainnya.
Suatu karya seni dapat berfungsi baik secara individual bagi penciptanya dan penikmatnya, maupun secara sosial dalam kehidupan sehari – hari

1. Fungsi Individual Seni
a. Fungsi individual seni untuk memenuhi kebutuhan rohani
Setia individu pasti memiliki emosi dan tuntutan emosi itu perlu disalurkan supaya tidak terjadi menjadi beban bagi dirinya
Bagi seorang seniman emosi itu dapat disalurkan melalui kegiatan seni, seperti melukis mematung dan lain – lain. Karena seni adalah suatu kegiatan yang melibatkan ekspresi yang mendalam, dan mengekspresikan perasaan merupakan kegiatan rohaniah

Sedangkan bagi individu – individu lain yang bukan seniman seni dapat berfungsi pula untuk memenuhi kebutuhan rohani yaitu dengan cara menikmati (mengekspresikan) hasil karya seni, misalnya menonton film, menyaksikan pertunjukan drama, mendengarkan musik atau mengunjungi pameran. Kegiatan – kegiatan seperti itu dapat menimbulkan rasa keindahan atau kesenangan batin secara individu
b. Fungsi individual seni untuk memenuhi kebutuhan jasmani
Selain karya seni murni, juga banyak karya seni pakai yang diciptakan oleh para seniman atau pengrajin, seperti pakaian meubel, alat – alat dapur, perkakas dan perhiasan. Secara individual karya seni tersebut dapat berfungsi fisik, karena hasilnya dapat kita pergunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehari – hari

2. Fungsi Sosial Seni
Suatu karya seni memiliki nilai sosial apabila:
a. Dapat mempengaruhi tingkah laku atau tindakan masyarakat secara kolektif
b. Diciptakan untuk dilihatdan digunakan dalam suasana umum
c. Mencetuskan atau melukiskan aspek – aspek eksistensi yang bersifat sosial atau kolektif sebagai kebalikan dari sesuatu pengalaman individual
Dalam kehidupan sehari – hari dapat kita jumpai karya seni diterapkan diberbagai bidang, yaitu bidang rekreasi, komunikasi, pendidikan dan bidang agama

a. Fungsi sosial seni dalam bidang rekreasi
Fungsi ini yaitu, karya seni yang sengaja di sajikan sebagai sarana hiburan untuk memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada masyarakat luas. Seperti; seni pertunjukan atau pementasan wayang, orkes, sandiwara dll

b. Fungsi sosial seni dalam bidang komunikasi
Apabila karya seni digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Maka karya seni tersebut memiliki fungsi sosial dalam bidang komunikasi. Misalnya informasi tentang wajib belajar sembilan tahun disispkan lewat drama himbauan melestariakn lingkungan dituangkan dengan lagu, kritik sosial digambarkan dengan karikatur dan sebaginya

c. Fungsi sosial seni dalam bidang pendidikan
Peranan seni dalam bidang pendidikan yaitu sebagai alat peraga untuk memperlancar proses belajar supaya anak didik lebih mudah dan mengerti menerimanya. Misalnya suatu peristiwa dalam sejarah disampaikan dengan film 

d. Fungsi sosial seni dalam bidang agama
Sejak lahirnya kebudayaan, seni sudah berkaitan dengan fungsi sacral. Manusia percaya terhadap adanya kekuatan – kekuatan gaib dilakukan dengan seni. Kemudian turunnya agama – agam pun mejadi seni sebagai kegiatan yang tak terpisahkan dari kegiatan keagamaan. Misalnya memuja roh – roh nenek moyang atau para Dewa diwujudkan dengan patung. Menyampaikan dakwah Islam dengan pertunjukan wayang atau drama. Puji – pujian terhadap Yesus dengan paduan suara di Gereja - Gereja

Wawasan Seni

PENDIDIKAN SENI TENTANG WAWASAN SENI

Wawasan seni adalah pandangan, sikap, pendekatan dan pengertian tentang prinsip berkesenian terhadap karya seni. Wawasan seni penting kita ketahui karena merupakan sikap dan pandangan kita terhadap masalah kesenian. Disini akan diuraikan masalah wawasan seni yang dikaitkan dengan menghayati pengertian seni, fungsi seni, tujuan seni, perkembangan seni dan media seni

A. PENGERTIAN SENI
Istilah seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran. Ada juga yang mengatakan kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan. Dalam bahasa tradisional jawa, seni artinya Rawit pekerjaan yang rumit – rumit / kecil


1. Pengertian menurut para ahli budaya
a. Drs. Popo Iskandar berpendapat, seni adalah hasil ungkapan emosi yang       ingin disampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup                  
    bermasyarakat / berkelompok
b. Ahdian karta miharja, seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan
    realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunyai untuk
    membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya
c. Ki Hajar Dewantara, seni adalah ….segala perbuatan manusia yang
    timbul dari perasaan dan sifat indah, hingga menggerakan jiwa perasaan       manusia
d. Plato dan Reuseau berpendapat, seni adalah hasil peniruan dari alam    
    dengan segala seginya

Cabang – cabang seni
Seni berdasarkan bentuk pengungkapannya dibedakan menjadi 2 cabang, yaitu:
a. Seni Tradisional, yaitu bentuk seni yang berpedoman pada suatu aturan / kaidah secara turun temurun, terdiri dari:
1) Seni Primitif, yaitu seni yang lahir dari bentuk kebudayaan yang paling awal dan belum mendapat pengaruh dari luar
2) Seni klasik, yaitu seni yang telah mengalami perkembangan dan penyempurnaan
b. Seni modern, yaitu bentuk seni yang telah mendapat pengaruh dari barat yang mengolah kaidah sebelumnya
c. Seni penglihatan (Visual Art), yaitu seni yang dinikmati lewat mata, contoh, seni patung, film, Tari, pantomim dll
d. Seni pendengaran (Auditory Art), yaitu seni yang di nikmati lewat telinga, contoh; seni musik, puisi, prosa dll
e. Seni penglihatan dan pendengaran (Audiotory Visual Art), yaitu seni yang dinikmati lewat mata dan telinga, contoh seni Tari, seni film, dll
Seni sebagai media pengungkapan terbagi atas 5 cabang yaitu;
a. Seni rupa, yaitu seni yang mengungkapkan melalui media bahan, cat (pewarna), garis dan bentuk
b. Seni musik, yaitu seni yang diungkapkan melalui media bunyi – bunyian atau suara
c. Seni Tari, yaitu media seni yang diungkapkan melalui media gerakan tubuh
d. Senai sastra, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata dan bahasa
e. Seni Teater, yaitu seni yang diungkapkan melalui media kata, gerak, bunyi/suara dan rupa (merupakan seni multimedia)
a. Cabang - cabang seni rupa yaitu:
- Berdasarkan bentuknya yaitu terdiri dari:
1) seni rupa Dwi matra, yaitu karya seni yang diwujudkan pada bidang dua dimensi yang hanya dapat dinikmati hanya dengan satu arah pandangan saja. Contohnya seni lukis, gambar dan grafis
2) seni rupa Tri – Matra, yaitu karya seni yang diwujudkan pada benda              yang bisa kita nikmati hasilnya dari berbagai arah pandangan.                  
     Contohnya: seni patung seni kerajinan, seni bangunan

- Berdasarkan nilai dan tujuannya terdiri dari :
1) Seni murni (Fine Art), yaitu karya seni yang semata – mata hanya untuk     dinikmati nilai seninya secara langsung seperti seni lukis, seni patung,         seni Tari, seni musik dll
2) Seni pakai (Applied Art) yaitu karya seni yang memiliki nilai praktis yang dapat dipergunakan untuk kepentingan hidup sehari – hari, contohnya, pakaian, senjata, peralatan rumah tangga dan lain - lain
b. Cabang – cabang seni musik yaitu:
- Berdasarkan bentuknya terdiri :
1) Musik vokal, yaitu musik yang dinyanyikan dengan suara manusia
2) Musik istrumental, yaitu musik yang menggunakan alat yang bergetar
3) Musik campuran, yaitu musik perpaduan antara vokal dan instrumental
- Berdasarkan fungsinya terdiri:
1) Musik untuk upacara, contohnya: Degung Tanjidor dll
2) Musik untuk bela diri, contohnya Pencak Silat dan benjang dll
3) Musik untuk hiburan: contohnya Ogel, Ronggeng Gunung, Longser, Tarling dll
- Berdasarkan bentuknya terdiri dari:
1) Musik Tradisional, contohnya; Calung, Angklung, Degung
2) Musik Modern, contohnya; Symponi, Konset dll
c. Cabang – cabang seni Tari yaitu:
- Berdasarkan fungsinya terdiri dari:
1) Tari upacara (pemujaan/adat), contohnya Tari Dodot (Banten), Tari Sampiung (Rancakalong) dan Tari kengkong
2) Tari Hiburan (Tari pergaulan), contohnya: Tari Jaipong (Sunda), Tayub (Jateng)
3) Tari Pertunjukan, contoh; Tari Ksatria dan Tari Pesona
4) Tari Terapi (untuk penyembuhan), contohnya; Tari Saman (Aceh)
5) Tari pendidikan (terutama di Taman Kanak Kanak), contoh; Tari Ayam Sambung
- Berdasarkan jumlah pelakunya
1) Tari tunggal, contohnya Tari Topeng (Sunda) Tari TRUNAJAYA (Bali), Tari Kelana (Jawa)
2) Tari berpasangan, contoh; Tari Payung dan Serampang Dua Belas (Sumatra), Jaipong (Sunda)
3) Tari Bertiga, contoh; Tari Blancir (Jawa), Tari Lenggong (Bali)
4) Tari Berempat, contoh; Tari Bungko (Sunda), Serimpi (Jawa)
5) Tari Masal/Kelompok (lebih dari 5 penari), terbagi atas:
- Tari Tanpa Lakon, contoh; Tari Rudet (sunda)
- Tari Berlakon (Drama Tari), Wayang Wong (Jawa), Topeng
- Tari Berlakon Kreasi Baru: Jaka Tarub, Sangkuriang dll
d. Cabang – cabang seni Teater, yaitu:
- Berdasarkan bentuknya terdiri atas:
1) Teater Tradisional, contohnya Lenong, Ludruk, Longser
2) Teater klasik, contohnya: Wayang Golek, Wayang Kulit dll
3) Teater transisi/peralihan, contohnya Stambul, Srimulat
4) Teater modern, contohnya: Teater Pelangi dan Teater Monserrat
- Berdasarkan naskahnya terdiri dari:
1) Teater Tragedi, contohnya cerita Sangkuriang
2) Teater Komedi, contohnya : Bunga Rumah Makan karya Utuy Tatang Sontany
3) Teater Absur, contohnya Kapai – Kapai karya Aripin C Noor

Media Seni Rupa

 Media seni rupa

1. Arang
Adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatil dari hewan atau tumbuhan. Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda lain. Arang yang hitam, ringan, mudah hancur, dan meyerupai batu bara ini terdiri dari 85% sampai 98% karbon, sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya.

Pemakaian
Batu arang yang digunakan sebagai bahan bakar.
Arang pada awalnya digunakan sebagai pengganti mesiu. Ia juga digunakan dalam metalurgi sebagai reducing agent, walaupun sekarang sudah ditinggalkan. Sebagian orang menggunakan arang sebagai media gambar. Tetapi sebagian besar produki charcoal digunakan sebagai bahan bakar. Hasil pembakarannya lebih bersih daripada kayu biasa.

Arang kering.
1. 1. Pembakaran

Batu arang lazim dipakai untuk membakar makanan di luar ruangan dan pada saat berkemah. Di beberapa negara Afrika, arang digunakan oleh sebagian besar masyarakat sebagai alat memasak sehari-hari. Pemakaian arang untuk memasak makanan di dalam ruangan memiliki resiko berbahaya terhadap kesehatan, karena karbon monoksida yang dihasilkan.[1]

Sebelum Revolusi Industri, arang digunakan sebagai bahan bakar industri metalurgi.

Arang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Arang atau kayu dibakar di dalam generator gas kayu untuk menggerakan mobil dan bus. Di Perancis pada saat Perang Dunia II, produksi kayu dan arang untuk kendaraan bermotor meningkat dari 50.000 ton sebelum perang menjadi 500.000 ton pada tahun 1943.[2]
1. 2. Seni rupa

Batang arang yang sebagai media seni rupa.

Arang digunakan dalam seni rupa seperti pensil atau krayon. Media ini banyak digunakan untuk membuat sketsa dalam ukuran besar atau media yang membutuhkan garis sketsa yang kuat, seperti kanvas. Sebagai media seni rupa, charcoal dijual dalam bentuk batangan.

Arang memiliki sifat lembut, ringan, hitam, dan sekaligus mudah patah. Media ini sangat disenangi pelukis dalam membuat sketsa sebab sketsa yang dihasilkan sangat jelas, bahkan dalam proses pengecatan sekalipun.

2. Cat air
Cat air atau populer juga dengan sebutan aquarel adalah medium lukisan yang menggunakan pigmen dengan pelarut air dengan sifat transparan. Meskipun medium permukaannya bisa bervariasi, biasanya yang digunakan adalah kertas. Selain itu bisa pula papyrus, plastik, kulit, kain, kayu, atau kanvas.

Secara umum, cat air digunakan karena sifat transparansinya. Gouache adalah medium sejenis yang tidak transparan.

Hasil karya lukisan cat air biasanya bersifat sangat ekspresif, atau sebaliknya sangat impresif, tergantung teknik yang digunakan.

Lukisan cat air dimulai dari penemuan kertas di Tiongkok sekitar 100 M. Pada abad 12 bangsa Moor memperkenalkan kertas ke Spanyol dan kemudian menyebar ke Italia beberapa dekade berikutnya. Pabrik kertas tertua terletak di Fabriano, Italia yang didirikan tahun 1276, dan Arches, Perancis pada tahun 1492.

Teknik cat air menjadi terkenal di Eropa dengan sering digunakannya teknik fresko.

Lukisan cat air tertua yang pernah ditemukan dibuat oleh Raffaello Santi yang membuat kartun-kartun untuk desain gorden. Di Jerman, Albrecht Dürer membuat lukisan cat air pada abad 15. Sekolah lukisan cat air pertama dibuka oleh Hans Bol dan sangat dipengaruhi oleh karya-karya Dürer. Pelukis cat air terkenal lainnya adalah van Dyck, Thomas Gainsborough, dan John Constable. Paul Sandby dianggap bapak lukisan cat air Inggris Raya.

a. Bahan utama
Cat air dibuat dari pigmen halus atau serbuk warna (dye) yang dicampur dengan gum arabic sebagai bahan baku, serta gliserin atau madu untuk menambah kekentalan dan merekatkan warna ke permukaan.

b. Teknik penggunaan
Carl Larsson, The Christmas Eve, watercolor, (1904-1905).
Biasanya cat air digunakan dengan kuas lancip dan air yang berlebih, tetapi bisa pula dicampurkan dengan material lain. Biasanya akrilik atau collage. Cat air dengan campuran air berlebih menghasilkan warna yang terang dan segar. Warna ini dihasilkan oleh cahaya yang mampu menembus lapisan cat yang transparan.

Warna putih biasanya dihasilkan dari bagian-bagian yang tidak diberi lapisan cat. Sangat jarang lukisan yang sengaja memberikan lapisan putih dari cat air.

Cat warna terkenal karena butuh kesabaran yang tinggi. Teknik yang umum digunakan biasanya dihasilkan dari lapisan-lapisan yang saling ditimpakan setelah lapisan sebelumnya telah kering sehingga menghasilkan gradasi warna. Namun teknik lain wet-on-wet yang menimpakan warna di atas lapisan yang masih basah juga membutuhkan ketelitian tinggi untuk mendapatkan hasil maksimal. Resiko lainnya adalah kertas menjadi melengkung atau robek jika terlalu banyak air digunakan.

c. Kelebihan
Cat air memiliki kelebihan tidak berbau, mudah dibersihkan, dan mudah kering.


3. Cat minyak
Cat Minyak adalah cat yang terdiri atas partikel-partikel pigmen yang disuspensi dengan media minyak.

a. Sejarah
Cat minyak telah digunakan di Inggris pada Abad ke 13 untuk penghiasan sederhana. Tapi sampai Abad ke-15 belum di banyak gunakan untuk hal hal artistik. Penggunaan yang paling sering digunakan saat ini adalah untuk keperluan domestik, dimana ketahanan dan warnanya yang cerah membuatnya cocok untuk digunakan pada eksterior dan interior.

Sifat cat minyak yang lama keringnya telah diketahui oleh para pelukis awal. Namun kesulitan dalam mendapatkan dan bekerja dengan at minyak membuatnya jarang digunakan. Seiring dengan naiknya minat masyrakat terhadap Realisme, cat tempera yang cepat mengering menjadi tidak cocok.

Para seniman Flanders mencampur tempera dan cat minyak pada Abad ke-15, namun pada Abad ke-17, melukis murni dengan cat minyak menjadi lumrah.
Pemandangan di Delft dalam cat minyak, oleh Johannes Vermeer.

b. Karakteristik
Campuran minyak membuat cat jenis ini memberi efek pantulan cahaya yang cemerlang. Selain itu cat cenderung menggumpal sehingga memberikan efek tekstur yang mengesankan bila diolah dengan baik.

Membutuhkan waktu beberapa hari untuk membuat cat ini kering dengan sempurna. Selain itu bau yang dihasilkan tidak disukai sebagian orang. Dalam kurun waktu puluhan tahun, warna yang dihasilkan akan menjadi kekuningan.

Kelemahan-kelemahan ini membuat beberapa seniman berali kepada akrilik.


5.Konte
Konte atau dalam tulisan aslinya Conté, biasanya adalah istilah yang merujuk kepada pensil dan krayon merk Conté, sebuah medium menggambar yang terbuat dari bahan dasar bubuk grafit atau arang, dicampur lilin atau tanah liat yang kemudian dikompresi. Untuk bentuk pensil, bahan ini kemudian dilapisi kayu dengan bentuk persegi.

Namun bisa pula ditemui serbuk konte, yang biasanya diaplikasi ke atas kertas kasar dengan kuas lancip kering untuk memberikan warna yang bergradasi sangat halus.

a. Sejarah
Pensil dan krayon merk Conté ditemukan tahun 1795 oleh Nicolas-Jacques Conté, yang berusaha mengatasi masalah kekurangan grafit selama Perang Napoleon. Media ini kemudian diketahui memiliki kelebihan mudah diproduksi dalam banyak tipe kekerasan.

Krayon Conté.

Varian konte sanguine, digunakan oleh banyak perupa renaisans seperti Leonardo da Vinci.

5. Krayon
Krayon adalah peralatan gambar yang dibuat dari lilin berwarna, air, dan talk atau kapur. Krayon banyak digunakan oleh anak-anak untuk menggambar, dan seniman juga menggunakannya.

Salah satu merk krayon yang populer adalah Crayola.


6.Pastel
Pastel adalah serbuk yang direkatkan dengan arabic gum dan dibentuk menjadi batangan-batangan yang rapuh. Jika digosokkan ke kertas yang cukup kasar, ikatan tersebut akan lepas dan serbuk warna akan menempel ke kertas.

a. Sejarah
Penggunaan pastel pertama kali yang diketahui adalah oleh Leonardo da Vinci pada 1495.
Maurice Quentin de La Tour dan Rosalba Carriera dari abad 18 adalah pelukis yang dikenal baik dengan teknik pastelnya. Pada abad 19, pastel dipopulerkan oleh pelukis Perancis Edgar Degas . Mary Cassatt memperkenalkan media pastel kepada rekannya di Philadelphia and Washington, hingga ke seluruh Amerika Serikat.

Lukisan potret Louis XV oleh Maurice Quentin de La Tour, 1748

Pada abad 18 medium ini populer sekali dalam lukisan potret, dan digunakan pula dengan campuran teknik gouache. Pastel juga banyak juga digabungkan dengan media lain, kecuali cat minyak.

b. Karakteristik
Warna-warna pastel cemerlang, hampir menyamai cat minyak. Hanya saja kelemahannya adalah tidak menempel terlalu kuat. Sedikit getaran bisa merontokkan ikatan dengan kertas. Untuk itu biasanya diberikan fixative.

Commercial oil pastels.

Pastel memberikan warna yang sangat kuat jika dilapiskan di atas warna komplementernya. Namun menjadi sangat lemah jika ditimpakan di atas warna analogus. Selain itu warna-warna gelap menjadi tidak kuat jika ditimpkan di atas warna terang.

Sangat sulit untuk menghapus warna pastel secara sempurna. Biasanya yang dihasilkan dengan mengesekkan penghapus di atas pastel malah efek smudge.

Untuk mengatasi kelemahan pastel kapur konvensional, dikembangkan pula pastel minyak. Pastel ini merekat kuat di berbagai media, seperti kanvas, hardboard, atau tripleks.

c. Pelukis dengan media pastel
  1. Pelukis Indonesia
Sholihin
Kusnadi
Soenarto
Wardoyo
Zaini
Nashar
Mh. Ikshan
2. Pelukis luar negeri
Leonardo da Vinci
Maurice Quentin de La Tour
Rosalba Carriera
Larry Blovits
Wende Caporale
Tim Gaydos
Daniel Greene

7. Penghapus
8. Pensil
9. Tinta

Sumber. Wapedia: For Wikipedia on mobile phones

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More