Pages

Selasa, 07 Desember 2021

1.3.a.4.2 Konsep Inquiri Apresiatif

 Inkuiri apresiatif adalah sebuah pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif berbasis kekuatan positif melalui tahapan pertanyaan yang tersusun balam bahasa Indonesi disebut BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil Pelajaran,Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi).

Berbicara tentang kekuatan dan hal positif paradigma inkuiri apresiatif sangat sesuai dan sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa anak hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri baik kodrat alam maupun kodrat zaman. Pendekatan paradigma  inkuiri apresiatif sejatinya adalah menggali potensi setiap anak didik sesuai bakat dan kodratnya masing masing. Sehingga paradigma ini bisa menjadi salah satu metode untuk mencapai visi Ki Hajar Dewantara.

Melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan metode BAGJA maka peran penting guru dalam mewujudkan merdeka belajar yaitu: menuntun dimana focus pembelajarannya berpihak pada murid, menggali potensi, memberikan pembelajaran yang bermakna bermakna guna membekali nereka dalam menghadapi kehidupan.

Langkah konkrit yang dapat kita lakukan dalam pendekatan IA model BAGJA antara lain: Memahami kekuatan positif sekolah yang sudah ada, menyusun visi sesuai pendekatan IA, menginventaris hambatan yang muncul dan solusi bersama dengan musyawarah, melakukan kerja sama dengan berbagai pihak dan stakeholder yang terlibat dalam pendidikan dengan baik. Agar apa yang menjadi visi kita dapat terwujud dengan baik. Menjalankan perubahan positif di sekolah tidaklah mudah, karena suatu perubahan perlu adanya dukungan dan kerjasama yang baik dari semua pihak dan upaya yang tetap konsisten dari sekolah dengan memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah untuk terus melakukan inovasi dan selalu terbuka terhadap setiap perubahan kearah yang lebih baik.

Selain dari pada itu kita harus mengetahui tingkat perkembangan peserta didik ,Informasi penting yang dapat membantu saya dalam menjalankan peran sebagai guru penggerak kelak adalah adanya informasi penting tentang model pendekatan yang bisa diterapkan salah satunya Inkuiri Apresiatif dengan metode BAGJA yang akan menciptakan ekosistem perubahan, Informasi tentang kekuatan yang perlu dikembangkan dan hambatan yang perlu segera dicari solusinya yang ada di sekolah. Strategi dan model pembelajaran yang berpihak pada murid. Sehingga peran sebagai guru penggerak dapat maksimal.

1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - - Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak Nilai Nilai dan Peran Guru Pengerak

 Setelah membaca modul 1.2 saya mencoba mengambil kesimpulan mengenai nilai dan peran guru penggerak. Seorang guru pengerak harus memiliki nilai diri yaitu Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, dan berpihak pada siswa. Nilai seorang guru pengerak di mulai dari dirinya sendiri pada akhirnya mengimbas pada orang disekelilingnya. kemampuan dalam mengembangkan diri sendiri, mengevaluasi, berkerjasama, menemukan hal yang baru dan mengali potensi peserta didik dengan karakteristik yang berbeda. Bila Nilai  tersebut telah dimiliki oleh seorang guru penggerak maka  sangat penting untuk mampu menjalankan peran sebagai guru penggerak yaitu sebagai pemimpin pembelajaran, menjadi coach/mentor bagi guru lain, menggerakkan komunitas sekolah dan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid.

Bila kita mengkaitkan antara nilai dan peran Guru Penggerak dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara sangatlah relevan dimana filosofi Ki Hajar Dewantara dimana menitikberatkan pada potensi kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam guru harus senantiasa Madiri (mengembangkan potensi dirinya sebagai sebuah tanggung jawab atas dirinya sendiri) dan Reflektif (mengevaluasi yang telah dilakukan maupun orang lain lakukan apa yang telah baik dan apa yang perlu dikembangkan). Kodrat zaman guru dapat menerapkan nilai Inovati, Kolaboratif dan berpihak pada peserta didik.

Adapun strategi yang saya miliki untuk mencapai nilai tersebut adalah :

  • Mandiri : belajar dan melakukan sesuatu secara mandiri, memiliki inisiatif diri untuk maju dan berkembang.
  • Reflektif : melakukan refleksi setelah mengajar yaitu menganalisis kelebihan dan kekurangan apa yang harus ditambahkan atau diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta belajar dari pengalaman teman sejawat.
  • Kolaboratif : melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat, mengajak bersama-sama untuk memeningkatan kompetensi sebagai guru.
  • Inovatif  : menciptakan sesuatu yang baru seperti metode pembelajaran utnuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta siswa.
  • Berpusat pada murid : menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid. Guru dapat membuat desain pembelajaran bertema merdeka belajar. Guru mengali potensi peserta didik sehingga mereka dapat menyelesaian permasalahannya sehingga mereka memiliki karakter beriman, mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan, bernalar kritis dan kreatif

Adapun pihak yang terlibat dalam membantu pencapaian tentang nilai diri dan peran guru penggerak diantaranya ada kepala sekolah sebagai penanggung jawab, rekan sejawat sebagai mitra untuk berkolaborasi, siswa sebagai subjek untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, orang tua siswa sebagai pendukung yaitu menjadi mitra bagi guru dalam rangka mensukseskan program yang akan dirancang oleh guru untuk peningkatan hasil belajar peserta didik.

Terima kasih

1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 Ki Hajar dewantara adalah bapak pendidikan Indonesia dalam pandangannya, tujuan pendidikan adalah memajukan bangsa secara menyeluruh tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial serta didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan sejati degan memperhatikan kodrat anak.

Pendidikan di Indonesia seyogianya memberikan rasa aman, menyenangkan, tenang, dan memberikan rasa bahagia sehingga siswa tanpa paksaan dan secara alamiah memahami ilmu pengetahuan dengan maksimal dengan memperhatikan perkembangan zamannya.

Bentuk penyampaiannya melalui Sistem Among (sistem pengajaran) dan Kodrat Alam (kehendak alam) istilah Among Methode atau sistem amongmempun yai pengertian menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang. (momong) disebut Pamong, yang mempunyai kepandaian dan pengalaman lebih dari yang diamong. Pendidik/guru disebut pamong yang bertugas mendidik dan mengajar anak sepanjang waktu. Tujuan sistem among membangun anak didik menjadi manusia beriman dan bertakwa, merdeka lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani rohani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya seperti yang di amanatkan dalam pembukaan UUD 1945.

Penerapan sistem among dalam pendidikan yaitu berpusat pada anak (student centered.) sedangkan kodrat alam adalah perwujudan dari kekuasaan Tuhan yang mengandung arti, bahwa pada hakekatnya manusia sebagai mahluk Tuhan adalah satu dengan alam lain. 

Sebagai ilustrasi peserta didik bagaikan benih dan guru sebagai petani, seorang petani tidak akan dapat mengubah benih padi menjadi tumbuh jagung, tapi bagaimana guru dapat mengeklorasi media benih tersebut agar tumbuh kembangnya dapat semaksimal mungkin. 

Memasuki abad 21 kemajuan teknologi telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, termasuk pendidikan. Oleh sebab itu, perlu kiranya kita mempersiapkan generasi penerus bangsa sesuai dengan kebutuhan zamannya. 

Pengaruh perubahan budaya harus kita sikapi peningkatan dan pemahaman mengenai multiliterasi dengan menjiwai nilai nilai luhur pancasila sehingga pada akhirnya mencapai tujuan merdeka lahir dan batin.

Berdasarkan hal di atas nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam perspektif pendidikan multiliterasi merupakan suatu wujud nyata dalam menyongsong pendidikan Indonesia agar kelak Indonesia mampu mewujudkan cita citanya yakni menciptakan generasi emas

Pemikiran pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat relevan hingga saat ini dengan slogannya, ing ngarso sing tulodho, ing madyo mangun karsa, Tut wuri handayani.

Di depan guru dapat menjadi panutan dengan kata lain dapat memberi contoh yang baik peserta didik dalam berbagai dimensi, sebagai peribahasa “guru kencing berdiri, peserta didik kencing berlari yang artinya:

1.   murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.

2.   menjadi tokoh panutan di masyarakat/pejabat negeri hendaknya jangan sampai memberi contoh yang buruk.

3.   jika seorang pemimpin berbuat buruk, maka pengikut-pengikutnya akan berbuat lebih buruk daripada yang dilakukan oleh pemimpin tersebut.

Di era sekarang ini hampir tidak zamannya seorang pendidik membatasi diri atau mengangap peserta didik mahluk yang lebih rendah  

Ing madya mangun karsa  memberikan penjelasan kepada seorang pendidik mengenai rambu-rambu kepada kita bahwa sebagai guru harus mampu tampil sebagai sosok teman atau  sahabat yang baik ditengah-tengah siswa. Seorang teman atau sahabat akan mengerti permasalahan yang dihadapi temannya. Apabila itu terlaksana dalam pendidikan kita maka pastilah anak akan mengeluarkan energi yang positif demi mengembangkan kompetensinya.

Selayaknyalah seorang guru harus senantiasa memberikan motivasi positif kepada seluruh siswanya. Hakikatnya manusia mempunyai kebutuhan lain, yakni salah satunya adalah motivasi. Guru harus mampu membangkitkan semangat dan gairah siswa demi mewujudkan asa dan cita-citanya. Artinya bahwa seorang guru seyogianya mampu memberikan stimulus - stimulus positif kepada siswa sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Guru membantu siswa untuk menemukan, mengembangkan dan mencoba mempraktikkan kemampuan kemampuan yang mereka miliki (the learners-centered teaching)

Berdasarkan pemaparan di atas mengenai slogan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani

Dari sudut pandang isinya mengandung enam unsur profil yang hendak di capai yaitu: 1) pendidikan kebebasan (merdeka), 2) pendidikan kemanusiaan (humanisme), 3) pendidikan spiritual (kodrat alam), 4) pendidikan budi pekerti, 5) pendidikan sosial (kekeluargaan) dan 6) pendidikan kepemimpinan (Tut Wuri Handayani)

Sumber  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Dari pemaparan mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara kita dapat merefleksikan/mengevaluasi diri sendiri dalam kaitannya saya sebagai pendidik selama ini saya maksimal dalam mengenal potensi yang dimiliki peserta didik dalam hal ini peserta didik bagaikan kertas putih adalah salah karena kodratnya mereka telah memiliki potensi – potensi yang perlu dikembangakan jangan sampai kita memaksakan  kehendak yang kita miliki kepada peserta didik padahal hal tersebut belum tentu sesuai dengan karakter peserta didik, sehingga mereka tidak bisa bereksplorasi berkaitan dengan potensi dirinnya.

Sekolah tidak bisa berdiri sendiri dalam menumbuhkembangkan kodrad anak perlu adanya kolaborasi antara keluarga dan masyarakat, orang tua tidak bisa memasrahkan sepenuhnya kepada sekolah karena waktu terbanyak dan berinteraksi berada di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Setelah mempelajari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara hal akan saya pahami terlebih dahulu mengenal karakteristik peserta didik, menyesuaikan penyampaian materi dengan karakter peserta didik, menuntun dan selalu memberi motivasi kepada peserta didik sehingga peserta didik memiliki motivasi dan semangat belajar yang dicita citakan Ki Hajar Dewantara  dengan memegang teguh nilai nilai luhur Pancasila.

Selasa, 06 April 2021

Menggambar Bentuk

Menggambar Bentuk


Untuk materi pendidikan seni rupa berikutnya adalah Menggambar Bentuk. Bahan dan alat yang harus dipersiapkan yang adalah kertas gambar dan pensil yang lunak 2B, 3B atau konte.







1. Menggambar Bentuk.
Menggambar Bentuk adalah memindahkan objek/benda-benda yang ada disekitar kita dengan tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya,
menurut arah pandang dan cahaya yang ada.
Menggambar bentuk adalah memindahkan objek/benda-benda yang ada disekitar kita dengan tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya, menurut arah pandang dan cahaya yang ada.
Menurut Dr. Cut Kamaril WS. Menggambar Bentuk merupakan usaha mengungkapkan dan mengkomunikasikan ide/gagasan, perasaan dalam wujud dwi matra yang bernilai artistik dengan menggunakan garis dan warna.
Ungkapan tersebut sesuai dengan bentuk benda yang digambar. Hasil gambarnya menunjukkan kreativitas maupun keterampilan penggambar dalam menampilkan ketepatan bentuk maupun jenis benda yang digambar.
Dalam menggambar bentuk dituntut ketepatan bentuk benda yang digambar. Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan tentang dasar-dasar ketepatan bentuk yakni proporsi atau ukuran perbandingan dan ketepatan barik/tekstur yang menunjukkan ketepatan jenis benda tersebut. Bagi orang yang pandai menggambar dapat menggambar langsung dengan tepat apa yang digambar. Bagi orang yang masih belajar perlu mengetahui dasar-dasar proporsi tersebut, dengan menggunakan garis-garis pertolongan untuk membagi-bagi bentuk benda dalam ukuran perbandingan tertentu supaya gambarnya tepat.
Hakikat Menggambar
Menggambar adalah membuat guratan di atas sebuah permukaan yang secara grafis menyajikan kemiripan mengenai sesuatu.
Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan emosi, perasaan dan karakter penggambarnya.
Pemindahan ini dalam pengertian pemindahan bentuk atau rupa dengan memperkecil atau memperbesar ukuran keseluruhan yang untuk kepentingan tertentu dapat juga mempergunakan skala perbandingan (perbandingan ukuran) secara akurat.
Jenis-jenis pensil/potlot untuk menggambar
Menggambar dimulai dengan memilih jenis kertas yang cocok,
disesuaikan dengan media pensil/potlot.
Potlot adalah alat yang lembut, tidak banyak memeberikan kedalaman, tingkat kekerasannya bermacam-macam; untuk permulaan gunakanlah potlot yang sedang lunaknya. (Untuk merampungkan gambar kelak hendaknya selalu digunkan potlot yang paling bermutu sejauh yang dapat diperoleh). Kekuatan garis bergantung pada kertas yang dipergunakan. Makin kasap kertas yang digunakan, makin gelap goresan potlot yang diperoleh. Sebaliknya makin licin kertas, makin abu-abu goresan itu. Kertas harus cukup kasap agar diperoleh garis potlot yang baik dan cukup keras sehingga tidak bercalar oleh potlot.
Banyak sekali macam dan jenis potlot/pensil sesuai dengan penggunaannya, antara lain:
a. Pensil Biasa:
Pensil biasa dengan batang kayu relatif murah, dapat dipakai untuk membuat berbagai macam goresan, dan dapat digunakan untuk menutup bidang gambar dan membuat bayangan. Walaupun pensil biasa sudah cukup cocok untuk dipergunakan menggambar, namun dalam pengunaannya harus diperhatikan mutu dan jenis pensilnya.

b. Pensil Keras (dengan istilah pensil Hard/H)
Pensil jenis ini memiliki tingkat dan kwalitas kekerasan mulai dari 9 H (sangat keras) kemudian F. Pensil jenis ini biasanya banyak dipakai untuk menggambar mistar, karena jenisnya yang keras tersebut. Semakin keras tingkatan isi pensil, semakin dapat digunakan untuk menghasilkan garis-garis yang padat, halus dan tipis.

c. Pensil sedang (dengan istilah pensil medium hard/HB).
Pensil ini dipakai untuk membuat desain/ sket/ gambar rencana, baik untuk gambar dekorasi maupun gambar reklame.

d. Pensil Lunak (dengan istilah pensil Soft/B)
Isi pensil yang lunak dapat menghasilkan garis-garis yang padat, gelap dan nada gelap terang. Untuk hampir semua gambar tangan bebas, pensil jenis B merupakan jenis pensil yang banyak manfaatnya. Jenis pensil ini banyak dipakai untuk menggambar potret, benda atau pemandangan alam dalam warna hitam putih.

e. Konte, berwarna hitam arang dan berbeda dengan pensil biasa karena mempunyai goresan yang tebal dan lebar. Dibedakan pula menjadi:
1) Hard/H/keras.
2) Medium/HB/sedang
3) Soft/B/Lunak, dipakai untuk menggambar potret, pemandangan alam dan benda.

f. Pensil berwarna.
Pensil ini mengandung lilin dan tersedia dalam 12 macam warna. (untuk kategori pensil warna bukan merupakan bahasan dalam penelitian ini).

g. Teknik-teknik yang digunakan dalam menggambar dengan pensil/potlot antara lain:
1) Teknik Stippel. Yaitu menggambar dengan titik-titik atau noda-noda yang diulang-ulang.
2) Teknik Dussel, atau disebut dengan teknik gosok. Yaitu menggambar dengan cara menggosok-gosokkan tangan atau kertas yang sudah diberi/dibubuhi dengan pensil. (Teknik ini tidak diperkenankan untuk digunakan dalam dunia pendidikan, akan tetapi kenyataan di lapangan para pelukis wajah/potret sering menggunakannya).
3). Teknik Arsir, Untuk menyampaikan kesan bentuk tiga dimensi yang tidak dapat terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis-garis arsir mengacu pada serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan atau rapat

Jenis-Jenis Arsir antara lain:
a) Arsir Biasa, yaitu garis-garis arsir yang mengacu pada serangkaian garis rapat sejajar, seirama sesuai dengan bentuk benda yang digambar.
b) Arsir Silang, ialah arsir yang melibatkan penggunaan dua lapis garis arsir untuk mendapatkan kepadatan yang lebih tinggi dan menghasilkan nada gelap terang.
c) Teknik Scribbling, adalah suatu jenis arsiran jaringan yang terdiri dari garis-garis berbagai arah yang dibuat secara acak, sehingga tekstur visualnya akan bervariasi dengan teknik garis yang digunakan.
Dengan pengetahuan yang mantap mengenai sifat bahan dan fungsi alat, seniman dapat mengembangkan kekuatan menggambarnya tanpa kendala yang bersifat teknis. Menggambar merupakan soal rasa, pikiran, keterampilan, ide dan teknik yang tidak terpisah-pisahkan. Dorongan menggambar timbul pada umumnya karena adanya gagasan dalam pikiran untuk menyatakannya dengan bentuk visual.
Alat terakhir untuk pengoreksian gambar adalah penghapus, untuk menghilangkan bagian gambar yang tidak berhasil. Penghapus potlot yang biasa sudah cukup, sepanjang bersifat lentur, lunak dan bersih.
Ada kertas yang licin dan ada pula yang kasap, ada kertas bersadur dan kertas serap, kertas yang tebal dan yang tipis. Ada tiga jenis kertas yang dapat digunakan:
a. Kertas murah yang dapat digunakan dengan bebas. Barangkali kertas stensil atau kertas koran (yang dipakai untuk surat kabar, dapat diperoleh dalam ukuran kwarto dibungkus per rim).
b. Kertas Lakar ukuran saku (berbentuk buku ukuran saku)
c. Kertas gambar yang baik dengan tebal yang bermacam-macam, dalam lembaran, gulungan, atau bentuk buku. Kertas gambar biasanya berwarna putih mengkilap, tetapi ada juga yang berwarna putih kusam atau berwarna putih-India. Menurut Ajat Sakri dalam bukunya menjelaskan;
Menggambar dimulai jauh sebelum menarik garis yang pertama. Permulaannya ialah sikap badan yang baik dan sikap yang benar terhadap pekerjaan. Lengan dan seluruh tubuh harus santai. Pandangan tertuju pada permukaan kertas sebagai satu keseluruhan, menaklukkan dan menguasainya.


Contoh


Gambar bentuk dan Bayangan


TEKNIK MENGGAMBAR BENTUK Teknik adalah cara. Teknik menggambar bentuk ada lima macam antara lain :
a. Teknik arsiring
Teknik arsiring adalah teknik arsir yang menggunakan garis-garis patah atau lengkung.
b. Teknik pointiliring
Teknik pointiliring adalah suatu teknik menggambar dengan cara membuat titik-titik sebanyak-banyaknya pada benda yang akan digambar.
c. Teknik dusel
Teknik dusel adalah suatu teknik menggambar dengan cara menggoreskan pensil dengan kertas, kemudian digosok dengan kapas atau jari telunjuk sehingga arah goresan tidak kelihatan.
d. Teknik sapuan
Teknik sapuan adalah suatu tekni menggambar dengan cara mengandalkan goresan kuas.
e. Teknik blok
Teknik blok adalah suatu teknik menggambar dengan cara memenuhi warna ke benda yang akan dijadikan model.
SUMBER : Buku Seni Rupa, Heru Purwanto dkk, Ganexa Exact


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More