Pages

Selasa, 07 Desember 2021

1.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 Ki Hajar dewantara adalah bapak pendidikan Indonesia dalam pandangannya, tujuan pendidikan adalah memajukan bangsa secara menyeluruh tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial serta didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan sejati degan memperhatikan kodrat anak.

Pendidikan di Indonesia seyogianya memberikan rasa aman, menyenangkan, tenang, dan memberikan rasa bahagia sehingga siswa tanpa paksaan dan secara alamiah memahami ilmu pengetahuan dengan maksimal dengan memperhatikan perkembangan zamannya.

Bentuk penyampaiannya melalui Sistem Among (sistem pengajaran) dan Kodrat Alam (kehendak alam) istilah Among Methode atau sistem amongmempun yai pengertian menjaga, membina dan mendidik anak dengan kasih sayang. (momong) disebut Pamong, yang mempunyai kepandaian dan pengalaman lebih dari yang diamong. Pendidik/guru disebut pamong yang bertugas mendidik dan mengajar anak sepanjang waktu. Tujuan sistem among membangun anak didik menjadi manusia beriman dan bertakwa, merdeka lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani rohani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya seperti yang di amanatkan dalam pembukaan UUD 1945.

Penerapan sistem among dalam pendidikan yaitu berpusat pada anak (student centered.) sedangkan kodrat alam adalah perwujudan dari kekuasaan Tuhan yang mengandung arti, bahwa pada hakekatnya manusia sebagai mahluk Tuhan adalah satu dengan alam lain. 

Sebagai ilustrasi peserta didik bagaikan benih dan guru sebagai petani, seorang petani tidak akan dapat mengubah benih padi menjadi tumbuh jagung, tapi bagaimana guru dapat mengeklorasi media benih tersebut agar tumbuh kembangnya dapat semaksimal mungkin. 

Memasuki abad 21 kemajuan teknologi telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, termasuk pendidikan. Oleh sebab itu, perlu kiranya kita mempersiapkan generasi penerus bangsa sesuai dengan kebutuhan zamannya. 

Pengaruh perubahan budaya harus kita sikapi peningkatan dan pemahaman mengenai multiliterasi dengan menjiwai nilai nilai luhur pancasila sehingga pada akhirnya mencapai tujuan merdeka lahir dan batin.

Berdasarkan hal di atas nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam perspektif pendidikan multiliterasi merupakan suatu wujud nyata dalam menyongsong pendidikan Indonesia agar kelak Indonesia mampu mewujudkan cita citanya yakni menciptakan generasi emas

Pemikiran pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat relevan hingga saat ini dengan slogannya, ing ngarso sing tulodho, ing madyo mangun karsa, Tut wuri handayani.

Di depan guru dapat menjadi panutan dengan kata lain dapat memberi contoh yang baik peserta didik dalam berbagai dimensi, sebagai peribahasa “guru kencing berdiri, peserta didik kencing berlari yang artinya:

1.   murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.

2.   menjadi tokoh panutan di masyarakat/pejabat negeri hendaknya jangan sampai memberi contoh yang buruk.

3.   jika seorang pemimpin berbuat buruk, maka pengikut-pengikutnya akan berbuat lebih buruk daripada yang dilakukan oleh pemimpin tersebut.

Di era sekarang ini hampir tidak zamannya seorang pendidik membatasi diri atau mengangap peserta didik mahluk yang lebih rendah  

Ing madya mangun karsa  memberikan penjelasan kepada seorang pendidik mengenai rambu-rambu kepada kita bahwa sebagai guru harus mampu tampil sebagai sosok teman atau  sahabat yang baik ditengah-tengah siswa. Seorang teman atau sahabat akan mengerti permasalahan yang dihadapi temannya. Apabila itu terlaksana dalam pendidikan kita maka pastilah anak akan mengeluarkan energi yang positif demi mengembangkan kompetensinya.

Selayaknyalah seorang guru harus senantiasa memberikan motivasi positif kepada seluruh siswanya. Hakikatnya manusia mempunyai kebutuhan lain, yakni salah satunya adalah motivasi. Guru harus mampu membangkitkan semangat dan gairah siswa demi mewujudkan asa dan cita-citanya. Artinya bahwa seorang guru seyogianya mampu memberikan stimulus - stimulus positif kepada siswa sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Guru membantu siswa untuk menemukan, mengembangkan dan mencoba mempraktikkan kemampuan kemampuan yang mereka miliki (the learners-centered teaching)

Berdasarkan pemaparan di atas mengenai slogan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani

Dari sudut pandang isinya mengandung enam unsur profil yang hendak di capai yaitu: 1) pendidikan kebebasan (merdeka), 2) pendidikan kemanusiaan (humanisme), 3) pendidikan spiritual (kodrat alam), 4) pendidikan budi pekerti, 5) pendidikan sosial (kekeluargaan) dan 6) pendidikan kepemimpinan (Tut Wuri Handayani)

Sumber  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Dari pemaparan mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara kita dapat merefleksikan/mengevaluasi diri sendiri dalam kaitannya saya sebagai pendidik selama ini saya maksimal dalam mengenal potensi yang dimiliki peserta didik dalam hal ini peserta didik bagaikan kertas putih adalah salah karena kodratnya mereka telah memiliki potensi – potensi yang perlu dikembangakan jangan sampai kita memaksakan  kehendak yang kita miliki kepada peserta didik padahal hal tersebut belum tentu sesuai dengan karakter peserta didik, sehingga mereka tidak bisa bereksplorasi berkaitan dengan potensi dirinnya.

Sekolah tidak bisa berdiri sendiri dalam menumbuhkembangkan kodrad anak perlu adanya kolaborasi antara keluarga dan masyarakat, orang tua tidak bisa memasrahkan sepenuhnya kepada sekolah karena waktu terbanyak dan berinteraksi berada di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Setelah mempelajari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara hal akan saya pahami terlebih dahulu mengenal karakteristik peserta didik, menyesuaikan penyampaian materi dengan karakter peserta didik, menuntun dan selalu memberi motivasi kepada peserta didik sehingga peserta didik memiliki motivasi dan semangat belajar yang dicita citakan Ki Hajar Dewantara  dengan memegang teguh nilai nilai luhur Pancasila.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More